Pelaksanaan Dan Penulisan Laporan Penelitian



PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN -Hai sobat Blogger Jemo lintank, sudah siap belajar? Hari ini kita mencar ilmu wacana Pelaksanaan dan Penulisan Laporan penelitian, yuk dibaca.

PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN  PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN


- PELAKSANAAN PENELITIAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses penelitian ilmiah mencakup tiga langkah pokok, yaitu penyusunan desain (rencana), pelaksanaan, dan pelaporan. Anda telah menguasai penyusnan desai penelitian yang terdiri dari enam sublangkah, mulai dari merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, merumuskan hipotesis, menentukan pendekatan, menentukan variable dan menentukan sumber data. Apabila anda telah benar-benar menguasai langkah penyusunan desain, berarti anda telah menguasai 60% mekanisme pemilihan. Pada dasarnya desain merupakan cetak biru (blue print) kegiatan pendidikan, sehingga segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian harus sudah dirancang dalam desain. Oleh lantaran itu, dalam mempelajari langkah pelaksanaan pada dasarnya yakni hanya mempraktikkan segala sesuatu yang telah dirancang tersebut. Beberapa detail mengenai teknik pembuatan instrument pengumpulan data dan metode pengolahan serta kesimpulan, bergotong-royong merupakan pembagian terstruktur mengenai lebih lanjut isi desain yang telah dibuat. Berikut ini, kita akan mempelajari tiga langkah pelaksanaan penelitian, yaitu menentukan dan menyusun instrument,  mengumpulkan data, dan menganalisis data.

1. Menentukan dan menyusun instrument pengumpul data penelitian

Validitas dan realibitas merupakan syarat mutlak sebuah instrument yang akan digunakan. Oleh lantaran itu, apabila anda selaku peneliti tetapkan untuk menciptakan sendiri instrument penelitian, maka kedua hal itu harus anda perhatikan.Valid artinya sahih, sedangkan reliable artinya sanggup dipercaya. Suatu instrument dikatakan sahih (valid) apabila bisa mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Dan instrument dikatakan reliable apabila bisa memperlihatkan data yang sanggup diandalkan kebenarannya.
Pada dikala harus menciptakan instrument penelitian, anda harus benar-benar menguasai mekanisme pembuatannya. Instrumen tidak asal dibuat, akan tetapi harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang pada dasarnya menghasilkan soal tes yang terpercaya dan  sahih. Pada dasarnya semua instrument penelitian harus valid dan reliable. Untuk itu setiap upaya menciptakan instrument apapun harus memperhatikan tata cara dan ketentuan yang mengaturnya. Secara umum langkah-langkah mencakup :

a. Perencanaan
b. Penulisan atau pembuatan instrument
c. Penyuntingan (editing)
d. Uji coba (Try out)
e. analisis hasil coba

f. Revisi atau perbaikan

Pada umumnya di dalam buku yang membicarakan metodolohi penelitian dan pembuatan sosial ujian di sekolah hal tersebut dijelaskan. Namun, untuk keperluan pelmbarajan kita dikala ini, anda tidak perlu menemph langkah-langkah rumit tersebut untuk menciptakan suatu instrument. Namun pembuatan instrument penelitian hendaknya selalu dikonsultasikan kepada guru sehingga diperoleh instrument yang cukup handal sebagai alat ukur data.

Berikut ini dijelaskan enam macam instrument yang dpat digunakan dalam penelitian. Setiap instrumen mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Namun, bukan berarti suatu instrument niscaya lebih hebat dari instrument kepada desain penelitian. Dalam desai itulah ditentukan dilema yang diteliti, variable, metode dan sumber datanya. Berikut ini yakni faktor-faktor yang kuat terhadap pemilihan bentuk instrument.

a. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian menentukan jenis-jenis variable. Dari variable-variabel itulah indikator dirumuskan. Kemudian instrument bisa dirumuskan dan indikator. Oleh lantaran itu, tujuan penelitian memengaruhi penentuan pilihan instrument yang digunakan.

b. Sampel penelitian
Banyaknya sampel yang dijadikan sumber data kuat terhadap bentuk instrument, terutama apabila penelitian mempertimbangkan efisiensi waktu, biaya dan tenaga. Misalnya, peneliti akan lebih efisien memakai angket daripada harus mewawancarai seratus responden. Sebaliknya, apabila sampel terdiri dari para petani di desa pelosok yang buta huruf, penggunaan angket tentu akan menyulitkan sehingga penggunaan wawancara lebih baik.

c. lokasi
Jauh dan dekat, sempit dan luasnya lokasi yang harus dikunjungi akan memengaruhi data dan pertimbangan peneliti dalam menentukan instrument. Untuk lokasi yang tersebar di aneka macam tempat, penggunaan angket akan lebih baik.

d. Pelaksana
Jumlah peneliti dalam sebuah penelitian kuat terhadap instrument yang akan digunakan Apabila anda sebagai peneliti tunggal, pastinya akan merasa berat apabila harus mewawancarai satu persatu responden yang berjumlah 200 orang. Dalam keadaan menyerupai ini, angket akan membantu memudahkan kegiatan penelitian. Oleh lantaran itu, pemilihan instrument diubahsuaikan dengan jumlah peneliti yang terlibat.

e. Biaya dan waktu
Faktor biaya dan waktu bergotong-royong telah kita singgung berafiliasi dengan faktor-faktor yang lain. Lebih jelasnya, penelitian membutuhkan biaya untuk menciptakan desain, transportasi, dan akomodasi. Apabila biaya kurang tersedia, maka peneliti harus pandai-pandai menentukan instrument yang tidak menuntut pembiayaan besar dalam pelaksanaanya. Misalnya, angket tentu lebih ekonomis dibandingkan dengan wawancara, lantaran angke menghemat waktu dan baiya disbanding wawancara atau pengamatan.

f. Data
Peneliti sering menginginkan data yang akurat dan mendalam. Untuk itu diharapkan penggunaan beberapa instrument sekaligus, terutama instrument yang memungkinkan peneliti memperoleh data yang diinginkannya. Data penelitian ada dua, yaitu datau kualitatif dan data kuantitatif. Pada prinsipnya, semua instrument sanggup digunakan untuk kedua jenis data tersebut, akan tetapi penelitian akan lebih efektif apabila pemilihan instrument diubahsuaikan dengan jenis data yang akan dicari. Misalnya, instrument wawancara sanggup digunakan untuk mengetahui data kuantitatif responden menyerupai jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga, jumlah penghasilan, dan lain-lain. Namun, instrument ini tidak efektif lantaran membutuhakn waktu yang cukup lama. Instrumen angket akan lebih cepat dan efektif untuk memperoleh data-data yang bersifat kuantitatif. Instrumen wawancara akan sangat efektif apabila digunakan untuk data kuantitatif menyerupai persepsi, perilaku dan kepribadian responden.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti jadinya harus menentukan salah satu instrument yang paling tepat. Tepat dalam arti, ekonomis biaya, waktu dan tenaga, namun memperoleh data yang akurat dan terpercaya. Lima instrument utama yang sanggup dipilih yakni tes, angket, pedoman wawancara, daftar penelitian (check list) dan skala bertingkat.

a. Tes
Dari semua bentuk instrument penelitian yang akan dibicarakan disini, tes yakni bentuk yang paling anda kenal. Selama bersekolah anda senantiasa menghadapi tes. Apakah bergotong-royong tes itu?
Tes yakni sejenis alat ukur kemampuan, keterampilan, intelegensi, bakat, dan perilaku seseorang atau sekolompok orang. Wujudnya ebrupa soal-soal tertulis atau tidak tertulis. Ada tujuh jenis tes yang sanggup digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu
a. Tes kepribadian (personality test)
b. Tes talenta (aptitute test)
c. Tes intelegens (intelligent test)
d. Tes perilaku (Attitude test)
e. Tes proyeksi (Projective test)
f. Tes minat (measurement of interest)
g. Tes prestasi (achievement test)

Tes kepribadian digunakan untuk mengungkap unsure-unsur kepribadian seseorang seperit konsep diri, kreativitas, kedisiplinan, dan kemampuan-kemampuan khusus. Tes bakat, tes intelegensi, tes perilaku (skala sikap), digunakan untuk mengukur bakat, perilaku dan tingkat kecerdasan seseorang. Tes proyeksi merupakan potongan dari grafologi, yaitu suatu upaya mengunkap kepribadian seseorang melalui goresan pena tangannya atau kemampuan dalam memahami gambar tertentu. Tes minat digunakan untuk menggali minat seseorang, contohnya ketika anda akan diarahkan untuk menentukan kegiatan ekstrakulikuler tertentu. Dan yang paling sering anda alami yakni tes prestasi belajar, baik dalam bentuk ulangan (ulangan blok), ulangan simpulan semester, maupun ujian nasional. Tes menyerupai itu dimaksudkan untuk mengukur kemampuan anda sehabis mempelajari suatu bahan pelajaran.

Sifat tes ada dua yaitu objektif dan subjektif. Tes objektif bisa mengunkap data yang bersifatpasti, jawabannya sudah ditentukan dan tinggal menentukan salah satu balasan yang disediakan. Soal-soal pilihan ganda yang sering anda hadapi yakni bentuk tes obejektif. Sebaliknya, tes uraian (esai) bersifat subjektif lantaran seseorang harus memperlihatkan balasan dengan uraian bebas memakai susunan kalimatnya sendiri. Jawaban menyerupai itu mempunyai unsure subjektifitas sangat tinggi, sehingga disebut tes subjektif. Ragam balasan tes uraian pun niscaya tidak sama, kecuali kalau balasan itu mencontoh (menyontek) balasan orang lain. Jawaban itu tidak sanggup diterima sebagai data yang valid.

Sebenarnya, bentuk tes objektif tidak hanya berupa pilihan ganda, walaupun bentuk itu yang paling sering dipakai. Disamping itu terdapat pula tes benar salah, tes menjodohkan, dan tes sebab-akibat. Tes benar salah berupa sajian pernyataan dan diikuti pilihan balasan benar atau salah (B-S). Peserta tes diminta menentukan B kalau penyataanya benar dan S kalau salah. Tes menjodohkan berupa serangkaian pernyataan di satu sisi dan serangkaian pilihan pasangan yang sesuai di sisi lain. Peserta diminta memasangkan setiap pernyataan dengan pilihan yang tepat. Urutan opsi disusun secara acak dan jumlahnya lebih dari jumlah pernyataan yang ada. Soal tes yang dianggap paling sulit yakni bentuk mencari hubungan sebab-akibat. Sebab, akseptor tes selain dituntut berpikir untuk menentukan pilihan yang tepat, juga dituntut bisa memahami hubungan sebab-akibat antara dua pernyataan sekaligus.

Tes subjektif selain berbentuk soal uraian atau balasan bebas juga sanggup berupa soal isian. Sebuah pernyataan disajikan dan satu atau beberapa bagiannya dirumpakannkan (dikosongi). Peserta tes diminta untuk mengisi dengan kata atau istilah yang sempurna untuk mengisi rumpang tersebut.

Selain sanggup dibedakan berdasarkan sifat jawabannya, tes juga sanggup dibedakan berdasarkan cara penyamapan dan cara jawabannya. Pembedaan ini menghasilkan tiga jenis tes, yaitu tertulis, ekspresi dan tindakan. Tes tertulis disampaikan dalam bentuk tertulis dan dijawab secara tertulis pula. Dengan bentuk dan cara menjawab menyerupai itu, tes tertulis memungkinkan peneliti menghemat waktu, tenaga dan biaya dalam proses pengumpulan data. Peneliti hanya menciptakan serangkaian soal dan menggandakannya untuk sejumlah orang yang akan dites. Dalam sekali tes, sejumah orang sanggup ditangani bersama-sama. Kemudahan menyerupai itu tidak dimiliki oleh tes ekspresi dan tes tindakan. Tes akan memakan waktu dan tenaga bagi peneliti. Namun, tes ekspresi sanggup meminimalisasi kecurangan balasan dari akseptor tes. Demikian juga tes tindakan yang pertanyaanya disampaikan secara ekspresi (dapat pula tertulis), kemudian akseptor tes mempraktikan tindakan yang diminta tester (orang yang mengetes). Demikianlah, semua bentuk tes yang ada ternyata mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu.

b. Angket dan kuesioner

Angket merupakan instrument pengumpulan data untuk metode angket. Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden (orang yang merespon atau menjawab pertanyaan). Responden memperlihatkan informasi mengenai dirinya sendiri maupun mengenai orang lain yang ia ketahui. Apabila responden memperlihatkan informasi mengenai dirinya sendiri, maka disebut angket langsung. Sebaliknya, apabila responden memperlihatkan informasi mengenai orang lain maka disebut angket tak langsung. Karena sifat insan pada umumnya lebih suka menceritakan hal-hal baik mengenai dirinya sendiri dan menutup-nutupi keburukan dirinya, maka angekt tak pribadi sanggup digunakan. Kedua jenis angket tersebut sanggup digunakan sesuai situasi dan kondisi yang tepat.

Baik angket pribadi maupun tak pribadi ada yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan kalimat bebas. Bentuk angket ada dua macam yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Tes uraian juga disebut angket terbuka, lantaran secara terbuka memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kata-katanya sendiri. Selain itu, peneliti sanggup mengarahkan balasan responden supaya seragam. Caranya, di samping pertanyaan-pertanyaan diberikan balasan sehingga responden tinggal menentukan salah satu yang dianggap sesuai dengan isi hati dan pikirannya. Angket tertutup berupa soal pilihan ganda, atau sanggup berupa daftar penelitian, dan skala bertingkat (rating scal). Jawaban angket terbuka tentu lebih merepotkn proses investigasi apabila disbanding balasan yang diseragamkan (Tinggal menentukan salah satu). Namun, balasan uraian lebih memungkinkah bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang tak terduga sebelumnya. Informasi menyerupai ini akan lebih berbagi penelitian yang berjalan.

Dengan memakai instrument berupa angket, peneliti maupun responden dipermudah dalam beberapa hal. Kemudahan itu antara lain:

1. Peneliti tidak harus hadir secara pribadi mengedarkan angket kepada responden
2. Angket  dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden sehingga menghemat waktu
3. Responden sanggup memperlihatkan balasan sesuai kesempatan yang ada pada dirinya dan sesuai kemampuan dirinya
4. Responden tidak perlu khawatir kejujurannya berakibat negative pada dirinya lantaran tidak perlu mencantumkan identitas (anonym)
5. Dapat dibentuk standar lantaran pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sama.

Di samping keunggulan di atas, angket juga mengandung kelemahan. Kelemahan itu antara lain

1. Apabila responden tidak teliti dan tidak menjawab pertanyaan maka peneliti sulit menemukan responden tersebut untuk melengkapi jawabannya
2. Kevalidan sebuah angket masih diragukan
3. Responden sering memperlihatkan balasan yang tidak jujur
4. Angket yang dikirm lewat pos sering tidak dikembalikan, atau pengembaliannya terlalu usang dan tidak bersamaan sehingga menyulitkan aktivitas penelitian.

Untuk meminimalisasi kelemahan angket yang dikirim lewat pos atau kurir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam suar pengantarnya. Hal-hal iutu yakni alama responden harus lengka, klarifikasi mengenai tujuan dan pentingnya diadakan penelitian, klarifikasi mengenai pentingnya kolaborasi dari responden, ketentuan batas waktu pengisian angket, alamat terang untuk pengembalian angket,ucapan terima kasih, alamat peneliti selaku pengirim, dan tanggal pengiriman.

Demikianlah  Pelajaran PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN. Semoga bermanfaat.

Tag : PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN  PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN ,PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN  PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN  PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN , PELAKSANAAN DAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN ,

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pelaksanaan Dan Penulisan Laporan Penelitian"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel